fbpx

Bagaimana Pandemi Covid-19 Mengubah Perilaku Konsumen?

Post by rifda,

Sejak pandemi Covid-19 melanda dunia, setiap negara berupaya menghentikan laju penyebaran virus, termasuk Indonesia. Indonesia telah melakukan upaya dengan menerapkan beberapa kebijakan diantaranya pembatasan wilayah, pembatasan sosial, himbauan untuk selalu mematuhi protokol kesehatan seperti mencuci tangan, memakai masker dan juga menjaga imunitas. Upaya tersebut secara berangsur-angsur berhasil mengurangi penyebaran virus.

Di sisi lain, upaya tersebut berdampak kepada setiap orang dalam menjalani kehidupannya sehingga mengubah perilaku konsumen dalam memperoleh barang atau jasa. Konsumen dipaksa untuk beradaptasi dengan kondisi tersebut guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Tentunya hal ini berdampak ke arah positif maupun negatif pada pebisnis di berbagai sektor.

Apa saja perubahan perilaku konsumen sejak hadirnya pandemi Covid-19 ?

Kami merangkum dari berbagai sumber tentang perubahan perilaku konsumen sejak hadirnya pandemi. Di antaranya, konsumen lebih memilih tetap berdiam di rumah, mereka menjadi sangat peduli terhadap kesehatan dan kebersihan, mereka lebih memilih menggunakan layanan online untuk menunjang aktivitas dan mereka memprioritaskan belanja kebutuhan primer dibanding tersier serta membatasi pengeluaran.

Perilaku Konsumen 1: Stay at home (tetap di rumah)

Sejak aktivitas konsumen dibatasi dengan kebijakan pembatasan sosial dan pembatasan wilayah. Konsumen memilih tetap di rumah untuk melakukan aktivitas sehari-hari, seperti bekerja secara jarak jauh, lebih memilih belanja kebutuhan sehari-hari di toko dekat rumah atau online, menikmati hiburan secara streaming, berolahraga di rumah dan lebih memilih memasak sendiri dibanding beli di luar karena dirasa lebih terjamin kebersihannya.

Selain itu, perilaku tetap di rumah juga memunculkan aktivitas baru seperti mendekorasi rumah dan berkebun. Perilaku ini berdampak positif di beberapa sektor penjualan di antaranya perabot rumah dan tanaman hias. Dikutip dari CNN Indonesia, IKEA sebagai salah satu bisnis perabot rumah tangga melaporkan lonjakan penjualan online sebesar 45% dalam periode Juli 2019 hingga Agustus 2020. Dikutip dari Republika (12/20), untuk pebisnis tanaman hias juga meningkat rata-rata penjualannya menjadi 300% dalam sebulan, mencapai 50 juta rupiah.

Selama konsumen tetap di rumah, aktivitas di luar rumah seperti penggunaan transportasi, membeli makanan di luar rumah atau makan langsung di tempat, belanja di mall dan menonton bioskop menurun drastis. Sehingga pebisnis yang bergerak dalam bidang tersebut sangat terpukul karena kebijakan dari efek pandemi ini.

Konsumen yang biasanya menghabiskan akhir pekan di luar rumah dengan berkunjung ke taman wisata, lebih mengutamakan keselamatan dan kesehatan mereka untuk tetap di rumah sampai pandemi mereda sehingga kunjungan sektor pariwisata juga menurun drastis sebesar 10,04% dari bulan Juni 2020 sampai Juni 2021 (Sumber: Kemenparekraf, 08/2021).

Dikutip dari CNN Indonesia (06/2021), tidak hanya di Indonesia, sektor pariwisata dunia diprediksi merugi hingga US$4 triliun atau setara dengan Rp 58,15 kuadriliun (kurs Rp14.539 per dolar AS) dalam laporan terbaru PBB yang dilakukan bersama oleh Organisasi Pariwisata Dunia PBB (UNWTO) dan Konferensi Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD).

Perilaku Konsumen 2: Konsumen mulai beralih menggunakan layanan digital

Konsumen yang memilih tetap di rumah memanfaatkan internet dan teknologi untuk tetap terhubung dan beraktivitas. Bekerja dengan menggunakan aplikasi meeting online, para siswa belajar secara jarak jauh dengan aplikasi pembelajaran, berbelanja kebutuhan lewat online shop atau marketplace, berkonsultasi kesehatan lewat layanan telemedicine dan mendapatkan hiburan secara online lewat aplikasi streaming Netflix, Vidio.com, Viu, Disney+ dan aplikasi streaming sejenis lainnya.

Penggunaan teknologi dan internet melonjak secara drastis dalam waktu singkat. Dikutip dari McKinsey (08/2020), pengiriman online mengalami peningkatan hanya dalam waktu 8 minggu dan penggunaan telemedicine pertumbuhannya meningkat 10x dalam 15 hari. Penggunaan aplikasi Zoom untuk bekerja jarak jauh meningkat 20x lipat setiap harinya dalam waktu 3 bulan. Aplikasi streaming menonton film yaitu Disney+ dalam waktu 5 bulan dapat mencapai jumlah subscriber yang sama dengan Netflix yang saat sebelum pandemi membutuhkan waktu selama 7 tahun.

Penggunaan teknologi saat pandemi mengalami akselerasi yang luar biasa. akselerasi tersebut memaksa konsumen dari seluruh generasi beralih ke digital. Tidak hanya gen Z dan milenial yang mendominasi dalam penggunaan layanan online, generasi X dan Baby Boomer pun menunjukan kenaikan pada aktivitas online-nya.

Penelitian Global Web Index (GWI) meneliti ribuan pengguna Internet di seluruh dunia dan membandingkan saat Q3 2019 dan Q2 2020. Terdapat peningkatan signifikan pada generasi X dan baby boomer terhadap layanan online dalam penggunaan aplikasi seperti sosial media, aplikasi keuangan, pembayaran online dan belanja kebutuhan sehari-hari.

Riset GWI
Sumber Gambar: marketingprofs.com

Perilaku Konsumen 3: Sangat peduli terhadap kesehatan dan kebersihan

Usaha yang dapat dilakukan konsumen untuk bertahan saat pandemi adalah menjaga kesehatan dan kebersihan. Konsumen mulai membeli alat olahraga untuk berolahraga di rumah, rutin konsumsi vitamin, membeli alat elektronik yang bermanfaat untuk kesehatan dan menggunakan layanan fitness digital untuk berolahraga.

Dilansir dari Kompas.com, Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) mencatat adanya peningkatan transaksi peralatan olahraga kurang lebih 83,4% per Juli 2020. Data ini menunjukkan, pada masa pandemi, konsumen mengutamakan kesehatannya dengan berolahraga meskipun di rumah.

Konsumen mulai menyadari akan pentingnya menjaga imunitas dengan rutin mengonsumsi vitamin, obat dan juga produk herbal. Hal ini membuat kebutuhan obat melonjak hingga 12 kali lipat seperti diungkapkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (Sumber: ANTARA, 07/2021). Produk herbal seperti minuman herbal berkhasiat penjualannya naik dua kali lipat. (Sumber: Republika, 04/2020).

Selain produk fisik, layanan fitness digital juga meningkat. Mengutip artikel dari laman www.adjust.com bahwa jumlah instalasi aplikasi kesehatan dan fitness meningkat dari Maret 2020 sampai Januari 2021 sebesar 10% dan meningkatnya jumlah sesi jadwal olahraga sebesar 57%.

Perilaku Konsumen 4: Lebih memilih produk berdasarkan value dan membatasi pengeluaran

Pandemi Covid-19 berdampak pada ekonomi konsumen dan pebisnis. Pebisnis di beberapa sektor merasakan penurunan pendapatan, di sisi lain para pekerja dikurangi pendapatannya bahkan dirumahkan. Hal ini membuat para konsumen yang terkena dampak membatasi pengeluaran mereka.

Dampak Pandemi Covid-19 telah menggeser kebutuhan konsumen. Konsumen lebih memprioritaskan kebutuhan primer untuk bertahan hidup dibanding kebutuhan tersier. Dari survey McKinsey yang dilakukan di 45 negara termasuk Indonesia dan fokus pada 12 negara inti yang dipilih berdasarkan ekonomi dan dampak covid-19 terhadap populasi di negara tersebut, hasilnya adalah negara-negara tersebut lebih mengutamakan belanja bahan makanan dan perlengkapan rumah dan mengurangi pembelian kategori seperti pakaian, sepatu/sendal dan elektronik.

Konsumen Lebih Mengutamakan Kebutuhan Primer (Survey McKinsey)


Penutup

Perubahan perilaku konsumen dapat dimanfaatkan oleh pebisnis untuk mulai mengubah strategi bisnis atau berinovasi sesuai perubahan terkini. Pebisnis perlu beradaptasi menghadapi perubahan perilaku konsumen untuk bisa bertahan dan tetap relevan.

Ikuti terus artikel dari Agrego Commerce di https://agrego.id/blog

Photo by Liza Summer from Pexels

Referensi :

  • McKinsey & Company (2020, 8 Agustus). Perspectives on Retail and Consumer Goods. Diambil 16 Agustus 2021, dari https://www.mckinsey.com
  • M. Syahran W. Lubis. Begini Perubahan Perilaku Konsumen Gara-gara Corona . Diambil 24 Agustus 2021, dari https://ekonomi.bisnis.com
  • CNN Indonesia. Corona, Penjualan Online IKEA Meroket 45. Diambil 24 Agustus 2021, dari https://www.cnnindonesia.com
  • Pusat Data dan Sistem Informasi Kemenparekraf/Baparekraf. Statistik Kunjungan Wisatawan Mancanegara 2021. Diambil 24 Agustus 2021, dari https://kemenparekraf.go.id
  • Triono Subagyo. Permintaan obat COVID-19 melonjak 12 kali lipat sejak Juni. Diambil 25 Agustus, dari https://www.antaranews.com
  • CNN Indonesia. Pariwisata Dunia Rugi Rp58 Kuadriliun Karena Pandemi Covid-19. Diambil 24 Agustus 2021, dari https://www.cnnindonesia.com
  • Kompas.com. Kebutuhan Produk Olahraga dan Air Purifier Meningkat, Gramedia Sediakan Opsi Pembelian Online. Diambil 25 Agustus 2021, dari https://www.kompas.com
  • Budi Raharjo. Tanaman Obat Makin Menjanjikan di Tengah Pandemi Covid-19. Diambil 25 Agustus 2021, dari https://republika.co.id
  • Ayaz Nanji. Why Digital Marketers Should Be Targeting Gen X and Baby Boomers. Diambil 25 Agustus 2021, dari https://www.marketingprofs.com
  • Tiahn Wetzler. Tren aplikasi kesehatan & fitness terus meningkat di tahun 2021 Diambil 25 Agustus 2021, dari https://www.adjust.com/id/blog
  • Kompas. Survei APPI: Selama Pandemi, Alat-alat Olahraga Paling Banyak DIburu Konsumen. Diambil 25 Agustus 2021, dari https://money.kompas.com

LEAVE A COMMENT